23 Mar 2018

Penggunaan Internet dan Media Sosial di Kehidupan Sehari-hari

Edit Posted by with No comments

Pada era globalisasi kini, kemajuan teknologi sangatlah berkembang pesat dan semakin canggih. Manusia pun ditantang untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Banyak kaum remaja bahkan dewasa yang mulai kecanduan dengan perkembangan-perkembangan teknologi yang disuguhkan.
Media baru yang sedang popular di masyarakat yaitu internet dan media sosial. Adanya internet ialah memudahkan manusia untuk mengakses suatu informasi atau pun hal – hal lainnya. Sedangkan media sosial juga sudah menjadi faktor penting interaksi antar manusia. Dengan kehadirannya media sosial sekarang ini, manusia sudah bisa berkomunikasi dengan kerabat jauh di luar kota, luar pulau, atau luar negeri. Dalam mengakses media sosial pun terbilang mudah, dan tidak menyulitkan. Karena tidak membutuhkan suatu rumus untuk bisa menggunakan media sosial. Media sosial di Indonesia pun sedang diminati oleh masyakarat Indonesia, karena memiliki tampilan yang menarik dan juga cara mengaksesnya yang mudah sehingga banyak masyarakat Indonesia menggunakannya dan tradisi seperti SMS, surat-menyurat pun tergantikan oleh chatting yang disediakan oleh para pendiri aplikasi-aplikasi seperti WhatsApp, Line, e-mail, BBM dan sebagainya.
Media sosial memiliki arti sebagai sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual (McGraw Hill Dictionary).
Sedangkan akses memiliki arti sebagai area kebijakan publik utama bagi mereka yang melihat Internet sebagai layanan universal dan memiliki pengaruh signifikan terhadap politik dan ekonomi (Rice et al., 2001). Istilah biasa untuk akses diferensial dan penggunaan Internet menurut jenis kelamin, pendapatan, ras dan lokasi adalah 'kesenjangan digital' (Cooper and Kimmelman, 1999, Hoffman dan Novak, 1998; Hoffman et al., 1996; McConnaughey dan Laden, 1998; Strover, 2003, lihat juga seri Falling Through the Net oleh US National Telecommunications and Information Adminis tration (misalnya NTLA, 2002)).
Setiap orang kini dapat mengakses internet dan media sosial, tidak hanya di kalangan remaja dan dewasa, bahkan balita pun sudah bisa mengakses internet dan media sosial tersebut. Hal ini tentu saja bisa berdampak positif maupun negatif.
Jika di lihat dari sudut pandang negatif, menurut Van Dijk (1999) percaya bahwa akan banyak informasi di Internet yang akan sulit diketahui apa yang benar dan dengan demikian akan menyebabkan pengambilan keputusan yang salah). Orang tidak akan merasa merespons permintaan yang menggambarkan pendapat orang lain atau mereka dapat memfilter informasinya sehingga mereka hanya menerima apa yang secara langsung menarik perhatian mereka. Penyaringan dan personalisasi berita melalui agen perangkat lunak dapat menyebabkan pemikiran sempit dan fragmentasi sosial. Oleh karena itu, pandangan yang bertentangan atau pendapat seseorang tertentu mungkin tidak akan pernah sampai pada orang tersebut, sehingga individu tersebut tetap tidak tahu perspektif lawan. Kedua, tidak semua orang memiliki sumber daya untuk membayar pendapat periklanan selain kendala akses yang sekarang sudah familiar seperti pengetahuan teknologi dan teknologi sehingga membatasi hak kebebasan berbicara beberapa orang.
Untuk media sosial sendiri, dampak negatif yang muncul ialah timbulnya rasa kecanduan dan memicu orang untuk mengisolasikan diri dari lingkungan sekitar, semakin banyak waktu yang kita habiskan untuk online, semakin sedikit waktu kita untuk berinteraksi langsung dengan keluarga kita, tetangga kita, dan anggota masyarakat lainnya dan dapat juga disebut dengan anti sosial. Lalu akan timbulnya cybercrime yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Jenis-jenis cybercrime pun bermacam-macam, di antaranya carding, hacking, cracking, phising, dan spamming. Lalu selanjutnya ialah Pornografi. Banyak orang-orang yang tidak bertanggungjawab akan melakukan penyebaran secara luas mengenai pornografi tersebut, dan masih banyak lagi.
Untuk dampak positif dari internet yaitu sebagai sarana untuk mencari dan memberikan informasi. Internet juga berfungsi sebagai media komunikasi yaitu dengan media sosial. Untuk media sosial sendiri digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi dengan pengguna lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari saya pun, tak terlepas dari internet dan media sosial. Saya pun menggunakan internet sebagai hiburan dan juga mengakses informasi. Akan tetapi, saya merasakan sendiri, jika menggunakan internet dan media sosial secara berlebihan menimbulkan dampak negatif terhadap diri saya. Dampak negatif yang saya rasakan sendiri ialah karena penggunaan internet dan media sosial yang menimbulkan rasa kecanduan, membuat saya menjadi malas belajar, menjadi anti sosial dan tidak peka terhadap lingkungan. Selain itu intensitas mengobrol saya dengan teman-teman dan keluarga saya menjadi berkurang karena terlalu asyik bermain internet dan media sosial. Tetapi, dampak positif pun juga saya dapatkan, yakni saya bisa mendapatkan informasi-informasi baru yang belum saya ketahui, serta saya bisa berkomunikasi dengan teman-teman yang sedang tidak bersama saya.
Kasus lainnya ialah ibu saya sendiri. Ibu saya merupakan seseorang yang di bilang kurang tanggap terhadap teknologi. Untuk mengenal teknologi pun harus diajarkan anak-anaknya terlebih dahulu hingga mengerti. Ketika belum mengenal teknologi-teknologi baru pun ibu saya seringkali berbeda pendapat dengan anak-anaknya mengenai penggunaan media baru itu sendiri. Namun,ketika ibu saya sudah mengenal teknologi, ibu saya menjadi seperti kencaduan terhadap teknologi, bahkan lebih parah dari anak-anaknya. Misal saja, jika menyuruh anaknya untuk melaksanakan shalat 5 waktu, ketika belum mengenal teknologi ibu saya menyuruh anak-anaknya dengan langsung menghampiri anak-anaknya, namun ketika sudah mengenal teknologi ibu saya menyuruh anaknya untuk shalat melalui aplikasi chatting WhatsApp. Kasus ini menjelaskan terkait dengan apa yang dijelaskan oleh Van Dijk (1999) mengenai identifikasi hambatan umum yang mempengaruhi penggunaan media baru, salah satunya ialah tentang orang tua yang tidak terampil, diintimidasi oleh teknologi baru atau mengalami pengalaman pertama yang buruk dengannya. Hal ini dikarenakan para orang tua merasa tidak tertarik dengan kehadirannya teknologi-teknologi baru.

Referensi:
Lievrouw, Leah A. & Sonia Livingstone. 2006. Handbook of New Media : Social Shaping and Social Consquences of ITCs. London : Sage Publication Ltd.

0 komentar:

Posting Komentar